Pemerintah Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, menyediakan dana
pengadaan peralatan kesehatan untuk mendukung layanan kesehatan di Rumah
Sakit Betun, di wilayah selatan daerah itu yang berbatasan dengan
Distrik Maliana, Timor Leste.
"Anggaran yang akan diberikan
selain bantuan pemerintah pusat juga merupakan dana pendamping dari
Pemerintah Kabupaten Belu," kata Bupati Belu Joachim Lopez di Atambua,
Jumat.
Ia menjelaskan penyediaan anggaran tersebut sebagai
bentuk perhatian pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, di rumah sakit yang selama ini menjadi
fasilitas penyangga di wilayah selatan itu.
Selain itu,
katanya, sebagai bagian dari tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Belu
yang menjadi kabupaten induk yang harus menyediakan sejumlah anggaran
kepada daerah otonomi baru, Malaka, sebagai kabupaten baru yang berpisah
dengan Belu.
"Ini sudah menjadi komitmen dan kewajiban
pemerintah di kabupaten induk. Sudah lima miliar rupiah dana yang kita
gelontorkan," kata Joachim.
Ia menjelaskan rumah sakit di Betun tersebut akan dipersiapkan menjadi RS Umum Daerah Kabupaten Malaka.
Oleh karena itu, katanya, penting bagi pemerintah untuk menyediakan
sejumlah fasilitas dan peralatan kesehatan yang lebih lengkap dan
memadai.
"Sehingga bisa dijadikan sebagai pusat layanan kesehatan bagi masyarakat yang berkualitas dan baik," katanya.
Untuk Kabupaten Belu, kata Joachim yang juga mantan staf Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Nusa Tenggara Timur
itu, sudah tersedia rumah sakit umum yang dari aspek fasilitas dan
sumber daya dokter dan paramedis lainnya sudah cukup memadai.
Namun, katanya, kualitas mereka masih harus ditingkatkan, demi
pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas kepada masyarakat di serambi
NKRI itu.
"Saat ini saja sedang dirampungkan bangunan baru RSU tersebut, dengan alokasi anggaran Rp33 miliar," kata Joachim.
Dia berharap dengan penyelesaian bangunan baru tersebut, layanan
kesehatan kepada warga di kawasan perbatasan RI-Timor Leste itu semakin
lebih baik dan berkualitas.
"Demi pencapaian sumber daya manusia yang sehat dan kuat," katanya.
Pada kesempatan terpisah, Direktur RSUD Atambua dr Hendrik Besin
mengatakan tenaga dokter dan paramedis di rumah sakit setempat yang saat
ini berjumlah 236 orang tersebut sudah cukup memadai.
Mereka, katanya, terdiri atas 10 dokter umum, dokter spesialis enam
orang, masing-masing spesialis kebidanan dan kandungan, anak, anestesi,
spesialis penyakit dalam, pathology klinik, serta spesialis bedah.
Sisanya, katanya, perawat, bidan, tenaga administrasi, dan tenaga bantuan di apotek serta laboratorium.
Dia berharap dengan semakin meningkatnya kondisi sosial
kemasyarakatan di daerah setempat, RSUD Atambua bisa mendapatkan
perhatian lebih baik lagi dari pemerintah.
"Agar bisa melaksanakan misi layanan kesehatannya kepada masyarakat secara lebih profesional dan lebih baik," katanya.(ant)
0 comments:
Post a Comment