Lebak, 25/11 (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Lebak, Banten, mengimbau warga agar meningkatkan kewaspadaan bahaya
banjir dan longsor guna mencegah korban jiwa.
"Imbauan ini disampaikan karena curah hujan relatif tinggi selama
beberapa hari terakhir," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Muklis di Rangkasbitung, Minggu.
Muklis meminta masyarakat waspada bencana alam karena belum lama ini banjir dan longsor menerjang wilayah Kabupaten Lebak.
Peristiwa bencana tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, namun sebanyak 40 rumah rusak ringan dan berat.
Namun demikian, kata dia, BPBD Lebak sudah menyampaikan surat imbauan ancaman banjir dan longsor.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Lebak langganan bencana alam karena mereka tinggal di daerah aliran sungai (DAS).
Bahkan, wilayah Kabupaten Lebak terdapat 17 sungai utama dan ratusan anak sungai.
Karena itu, jika hujan deras berlangsung di atas lima jam, sehingga harus meningkatkan waspada.
Selain itu juga topograpi wilayah Kabupaten Lebak perbukitan dan pegunungan.
Dengan meningkatkan kewaspadaan ini tentu bisa mencegah korban jiwa," katanya.
Ia menyebutkan, selama ini daerah rawan banjir dan longsor di
Kabupaten Lebak tercatat 42 desa tersebar di 11 kecamatan antara lain
Rangkasbitung, Cibadak, Cimarga, Cileles, dan Banjarsari.
Di samping itu Kecamatan Wanasalam, Gunungkencana, Cikulur, Sobang, Bayah, dan Leuwidamar.
"Kami berharap masyarakat selalu waspada dan bila perlu mengungsi ke tempat yang aman bila hujan terus menerus," katanya.
Menurut dia, pihaknya menjalin koordinasi dengan instansi lain
untuk mengantisipasi bencana alam, seperti TNI, Polri, PMI, Dinkes,
kecamatan, dan desa.
Selain itu juga mempersiapkan peralatan evakuasi untuk menolong korban jiwa jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam.
Peralatan evakuasi itu antara lain adalah pakaian pelampung, perahu karet, logistik, obat-obatan, dan tenda.
Kendaraan dapur, ambulans dan angkutan operasional roda empat serta sepeda motor.
"Dengan koordinasi ini kami bisa bekerja sama untuk menangani benacana alam, baik sebelum maupun sesudah," katanya.
Sementara itu, sejumlah relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana)
Kabupaten Lebak mengaku sekitar 40 anggota relawan siaga 24 jam dengan
melakukan piket jaga bergantian.
"Kami setiap haru tetap berjaga di posko bencana guna memberikan
pelayanan bantuan kepada masyarakat," kata Ali, seorang anggota Tagana
Rangkasbitung. (ANTARA)
0 comments:
Post a Comment